LOMBOK INSIDER - Kepala Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) kini kena batunya. Sebagai pihak pertama yang menyampaikan informasi soal temuan dana mencurigakan sebesar 300 triliun rupiah kepada Menko Polhukam Mahfud MD, dirinya harus berhadapan dengan Komisi III DPR RI.
Pasalnya, karena ulahnya dengan Mengko Polkam, masyarakat jadi resah. Dan celakanya nama baik Kementerian Keuangan pun ikut rusak.
Kini setelah heboh, PPATK buru-buru meralat dengan mengatakan jika dana itu bukan ilegal.
Baca Juga: Mahfud MD tetap kekeh dana 300 triliun rupiah itu nyata, Saya punya bukti otentik bukan asal ngomong
Tentu saja hal ini membuat Komisi III DPR RI geram bukan kepalang. Mereka langsung mengundang PPATK dan Mahfud MD untuk minta pertanggaungjawaban.
Salah satu Anggota Komisi III DPR RI dari Partai PDI Perjuangan Arteria Dahlan menyampaikan kekesalannya akan ulah PPATK dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polkam) Mahfud MD.
Awalnya Mahfud MD lah yang semangat mengungkap ke publik soal dana Rp 300 triliun yang katanya mencurigakan dari transaksi di Kemenkeu ini. Dan informasi ini dia dapat dari PPATK.
Namun tiba-tiba ada pernyataan ralat dari PPATK bahwa dana itu bukan dana mencurigakan seperti pernyataan Mahfud MD. Bukan dana korupsi maupun pencucian uang.
Ibarat menepuk dulang, terpercik muka sendiri, kini PPATK dan Mahfud MD dituduh hanya bisa membuat lelucon tak lucu yang berdampak pada keresahan masyarakat. Celakanya lagi nama baik lembaga keuangan terkena imbasnya.
Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan menilai, kejadian ini tak bisa dibiarkan begitu saja. PPATK dan Mahfud MD harus memempertanggungjawabkan perbuatannya setelah membuat keresahan dan merusak citra Kemenkeu. Arteria Dahlan meminta Menko Polhukam Mahfud MD tidak membuat lelucon.
PPATK dan Mahfud MD dituding membeberkan adanya transaksi mencurigakan Rp 300 triliun pada Kemenkeu tanpa didukung alat bukti memadai. Katanya ada Rp 300 triliun aliran dana yang mencurigakan tetapi selang beberapa waktu kemudian disampaikan itu bukan korupsi.
"Negara ini bukan lelucon,” tegas Arteria Dahlan seperti yang dilansir pada Kompas TV pada Rabu (15/3/2023).
Arteria Dahlan menilai, kegaduhan yang timbul gara-gara informasi transaksi mencurigakan Rp 300 triliun tidak sesuai dengan konteks penegakan hukum. Sebab kasus ini bermula dari aksi kekerasan yang melibatkan anak mantan pejabat pajak, Rafael Alun.
Bagi Arteria Dahlan, pemanggilan Alun sah-sah saja, namun tindakan itu menjadi janggal lantaran tidak jelas apa tindak pidana yang melatarinya, kecuali aksi kekerasan anaknya.
“Besok-besok repot, kalau kita punya saudara yang tertabrak bukan urusan yang ditabraknya lagi yang menjadi substansi, tetapi urusan lain di luar itu,” nilai Arteria Dahlan.
Artikel Terkait
Akhirnya Sri Mulyani mampu membuat Mahfud MD bungkam, PPATK ralat temuan 300 triliun rupiah
Giliran Mahfud MD yang diam seribu bahasa, Sri Mulyani beri pukulan telak di menit terakhir
Mahfud MD tidak bisa lolos begitu saja, setelah membuat geger dengan ocehan Rp 300 triliun, lelucon tak lucu
Tak percaya ralat PPATK, Rocky Gerung menduga ada kesepakatan gaib antara Sri Mulyani dan Mahfud MD
Mahfud MD tetap kekeh dana 300 triliun rupiah itu nyata, Saya punya bukti otentik bukan asal ngomong