Lombok INSIDER. Setiap tahun, masyarakat Lombok selalu merayakan Festival Budaya. Salah satunya adalah Festival bau nyale Lombok.
Bau dalam bahasa Sasak artinya tangkap, sedangkan nyale artinya cacing. Jadi bau nyale diartikan sebagai menangkap cacing dalam hal ini cacing laut.
Festival bau nyale Lombok biasanya diadakan setiap tanggal 20 bulan 10 menurut penanggalan masyarakat Suku Sasak. Penanggalan ini ditandai dengan isyarat alam melalui bintang.
Baca Juga: Festival Bau Nyale sebentar lagi lho! Simak legenda Putri Mandalika dan asal usulnya
Perhitungannya mulai dari bulan 'sak' (bulan pertama) kemudian dihitung sampai bulan ke sepuluh. Rata-rata bulan ke sepuluh ini umurnya 24-25 hari.
Itu sebabnya, masyarakat Sasak memilih bulan yang paling pendek usianya yakni Februari atau Maret atau bulan yang berdekatan dengan bulan tersebut.
Sebelum festival atau kegiatan adat bau nyale ini dilaksanakan, maka terlebih dahulu para pemangku adat dan pemuka masyarakat akan melakukan rapat untuk menentukan kapan festival akan dilaksanakan atau yang biasa dikenal dengan istilah Warige.
Baca Juga: Festival Bau Nyale 2023 resmi digelar pada bulan Februari, intip tanggal pelaksanaannya!
Warige menyambut Festival bau nyale tahun 2023 dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 2023 lalu. Turut hadir dalam kegiatan Warige adalah Bupati Lombok Tengah H. Lalu Fathul Bahri, SIP dan pemangku adat lainnya.
Sehari menjelang festival, biasanya akan ada kegiatan bebaos atau membaca tulisan yang ada di daun lontar.
Adapun kegiatan untuk memeriahkan acara bau nyale ini, lazimnya pemerintah daerah Lombok Tengah akan melaksanakan berbagai macam even.
Baca Juga: Festival Bau Nyale di Lombok Tengah masuk Kharisma Event Nusantara 2023 program Kemenparekraf
Seperti tahun-tahun sebelumnya kegiatan dimeriahkan dengan pemilihan Putri Mandalika, presean, lomba bebaos, pesta rakyat dan lain-lain.
Kegiatan ini dilakukan, karena masyarakat Sasak meyakini bahwa cacing laut itu merupakan penjelmaan dari Putri Mandalika putri seorang raja terkenal. Putri konon merupakan sosok yang memiliki paras yang sangat cantik, berbudi luhur, santun dan baik.
Karena kebaikan hatinya, Putri Mandalika menjadi idaman banyak pangeran dan otomatis menjadi rebutan di zamannya. Akhirnya timbul persaingan yang diduga akan mengancam keutuhan dan kerukunan masyarakat Lombok.
Baca Juga: Amankan Puncak Perayaan Festival Bau Nyale di Mandalika Lombok, Polres Loteng Terjunkan 512 Personel
Agar kerukunan itu tetap terjaga, Putri Mandalika pun melakukan sebuah ritual semedi untuk menentukan apa yang harus dilakukan kepada para pangeran yang ingin meminangnya.
Berdasarkan hasil semedi itu, akhirnya Putri Mandalika mendapatkan sebuah petunjuk (wangsit). Dalam petunjuk itu Putri Mandalika diminta untuk mengundang dan mengumpulkan seluruh pelamar yang ingin meminangnya di Bukit Seger, Mandalika.
Saat semua pangeran sudah berkumpul, perlahan Putri Mandalika mendekati bibir jurang. Dan langsung terjun ke dasar laut. Tanpa memilih seorang pun dari para pelamarnya. Karena rasa cinta yang mendalam ke rakyatnya.
Baca Juga: Hadiri Puncak Festival Bau Nyale di Lombok, Menparekraf Cek Persiapan Akomodasi MotoGP Mandalika
Ia tidak menginginkan perpecahan dari rakyatnya melainkan ingin semua hidup dalam kerukunan dan kedamaian. Tentu saja semua pangeran terkejut dengan langkah yang diambil sang putri. Mereka berusaha menyelamatkannya, tetapi tidak berhasil.
Selang beberapa saat setelah Putri Mandalika menceburkan diri ke laut, tiba-tiba muncullah ke permukaan laut kumpulan cacing warna-warni dengan jumlah yang sangat banyak di tempat Putri Mandalika menceburkan diri dan menghilang.
Akhirnya, masyarakat Sasak meyakini kumpulan cacing warna-warni itu adalah penjelmaan dari Putri Mandalika, lalu diberi nama dengan Nyale (cacing laut). Dan sebagai bentuk penghormatan, diadakanlah ritual adat setiap tanggal 20 pada bulan 10 (menurut perhitungan Kalender Sasak).
Baca Juga: Festival Bau Nyale 20-21 Februari 2022, Dinas Pariwisata NTB Matangkan Persiapan
Sampai saat berita ini diturunkan, belum ada informasi lebih lanjut dari Pemerintah Daerah Lombok Tengah tentang kepastian pelaksanaan bau nyale tahun 2023.
Masyarakat hanya bisa menunggu kapan even ini digelar oleh Pemda setempat.***
Artikel Terkait
Road to MotoGP Mandalika 2021, Puncak Festival Bau Nyale Pindah ke Tanjung Aan
Promosikan Festival Bau Nyale 2020, Siswa SMA Se-NTB Diajak Ramaikan Hastag di Sosial Media
Malam Puncak Festival Bau Nyale, Gubernur dan Bupati Loteng Satu Panggung
Festival Bau Nyale 20-21 Februari 2022, Dinas Pariwisata NTB Matangkan Persiapan
Hadiri Puncak Festival Bau Nyale di Lombok, Menparekraf Cek Persiapan Akomodasi MotoGP Mandalika