LombokInsider.com - Kasus kesehatan bayi bermasalah salah satunya karena kurangnya pengetahuan memadai masyarakat tentang tindakan atau perlakuan khusus pasca melahirkan. Hal ini menjadi perhatian khusus UNICEF dan Pemprov NTB.
UNICEF bekerjasama dengan Pemprov NTB meluncurkan inovasi sistem pemantauan kesehatan bayi lahir.
Selain buku KIA (kesehatan ibu dan anak) yang telah dikenal masyarakat, sekarang dilengkapi formulir pendataan dan langkah langkah pemantauan yang lebih sistematis berbentuk tabel perkembangan dan masalah yang dihadapi.
Ketua TP PKK NTB, Hj Niken Zulkieflimansyah SE, M. Sc berharap inovasi pemantauan kesehatan bayi baru lahir ini dapat diketahui oleh masyarakat melalui kerja kolaboratif.
"Di satu sisi, fasilitas kesehatan terutama di pelosok masih terbatas tapi di sisi lain, perilaku masyarakat tentang kurangnya pengetahuan bisa diintervensi melalui Dasawisma PKK dan lembaga lain", ujar Bunda Niken di Hotel Aston dalam kegiatan sosialisasi inovasi pemantauan kesehatan bayi, Kamis 20 Januari 2022.
Kepala Dinas Kesehatan, dr Hamzi Fikri mengatakan, angka kematian bayi 0 sampai 11 bulan dari 1000 kelahiran di NTB terus menurun sejak 2007 (57 persen) namun belum mencapai target SDGs 23 persen.
Baca Juga: WHO: Darurat Kesehatan Akibat Pandemi Covid19 Bisa Berakhir Tahun Ini, Berikut Beberapa Prasyaratnya
"Penyebab terbesar karena berat badan kurang dan aneksia atau kekurangan oksigen. Dan intervensi sebenarnya sudah dilakukan sejak remaja. Tinggal konsistensi pelaksanaannya,” jelas Fikri.
Artikel Terkait
Unicef Dukung Program Pengelolaan Gizi Berbasis Masyarakat di NTB
Harganas, Wagub NTB: Kesehatan Keluarga Prioritas Utama
Gubernur NTB: Optimalisasi Kesehatan dan Ekonomi Masyarakat Jadi Prioritas
Masalah Kesehatan, Wagub Ummi Rohmi: Terapkan Gaya Hidup Sehat
Hadir di Lombok, Politeknik Medica Farma Husada Mataram Tingkatkan Kualitas Pendidikan Bidang Kesehatan