LOMBOK INSIDER - Dilansir dari kanal Youtube NEO Oswald pada 24 Maret 2023, seorang penulis buku terkenal Elizabeth Gilbert, warga negara Amerika memuji keindahan Islam karena ketulusan hati seorang perempuan muslim Lombok yang ditemuinya saat hatinya terpuruk.
Kisah yang dituangkannya dalam tulisan Elizabeth Gilbert adalah cerita pengalaman pahit hidupnya hingga dia memutuskan pergi untuk menyendiri dan memilih pulau Lombok sebagai tujuannya.
Setiap diksi di dalam buku itu, menceritakan kisah pengalaman hidup seorang Elizabeth Gilbert yang penuh dengan kegetiran dan tekanan perceraian ang dialaminya. Akhirnya kisah tersebut juga di adopsi dalam sebuah film yang merupakan kisah nyata yang berjudul "Eat Pray Love".
Baca Juga: Lowongan kerja Lawson Indonesia TERBARU tahun 2023, fresh graduate BURUAN MERAPAT!
Kisah Elizabeth tersebut juga sempat menjadi novel terlaris di Amarika Serikat mencapai 10 juta copy pada tahun 2010. Dan bertahan selama 199 pekan di daftar di New York Times yang terlaris.
Kisahnya itu juga ia ceritakan kepada publik dalam acara program televisi yang terkenal di Amerika Serikat sekaligus pemilik rating tertinggi di Amerika saat itu yakni acara "Oprah"
Elizabeth, kelahiran 19 Juli 1969 ini, menceritakan saat dia memutuskan pergi ke pulau Lombok hatinya sangat tertekan karena masalah rumah tangganya yang hancur.
Baca Juga: Indofood buka lowongan kerja untuk lulusan SMA sederajat, baca di sini beberapa posisi dan syaratnya
Saat itu dia masih berusia 31 tahun, Dia memilih Lombok sebagai tujuannya untuk menenangkan diri yaitu satu desa nelayan yang terpencil di pulau di Lombok. Dia ingin mencari ketenangan tanpa berbicara kepada siapapun.
Selama sepuluh hari Elizabeth di pulau itu yang dilakukannya hanya berjemur dan mengelilingi perkampungan di desa nelayan tersebut sepanjang hari. Setiap pagi dia melintasi rumah-rumpah perkampungan di sekitar pulau itu.
Dia bercerita seorang ibu yang tinggal di lokasi pulau tersebut selalu menyapanya bila dia melewati rumah ibu itu.
"Dengan menaruh tangannya di dada ibu itu selalu tersenyum padaku, dan aku juga tersenyum membalas senyumnya, kenang Elizabeth.
Elizabeth yang dalam keadaan pikiran kusut dan merasa tercampakkan dan hampa tidak memperhatikan keadaannya sendiri saat itu. Dia diam seribu bahasa dan ingin berdamai dengan dirinya sendiri.
Artikel Terkait
Begibung: Festival budaya Sasak di Desa Presak, Lombok Tengah untuk merawat tradisi dan menciptakan toleransi
Menantu Presiden pakai tenun Lombok saat fashion show Paris, Erina Gudono: Perkenalkan budaya Indonesia
Erina Gudono pakai Tenun Lombok saat fashion show di Paris, Kadis Pariwisata Loteng: Kualitasnya internasional
Parade Ogoh-ogoh di Lombok sambut Hari Raya Nyepi kembali digelar setelah 3 tahun absen, ternyata ini maknanya
Intip tradisi Roah Kebian atau Roah gubuk masyarakat Suku Sasak di Lombok, NTB jelang Ramadhan!