LOMBOK INSIDER – Jakarta adalah satu satunya kota megapolitan yang berada di Indonesia, Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Bambang Susanto menyampaikan, pada semester 1-2024, Presiden Jokowi akan mengeluarkan keputusan presiden (keppres) mengenai pemindahan Ibu Kota Negara ke IKN Nusantara di Kalimantan.
Meskipun demikian, nasib Jakarta tetap akan bertumbuh baik dari segi politik, kelembagaan, ekonomi, sosial dan lainnya.
Saat ini, secara kelembagaan nasional, Jakarta adalah ruang kosong yang dapat diisi dengan tata kelembagaan yang lebih baik lagi.
Sehingga, nasib Jakarta tanpa status Ibu Kota menjadi sebuah momentum besar untuk memperbaiki segala hal yang ada di Jakarta. Hal tersebut diungkapkan oleh Prof. Dr. Irfan Ridwan Maksum, M.Si selaku Ketua Klaster DeLOGO FIA UI.
Bambang Susanto Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) mengatakan, persiapan yang dilakukan untuk pemindahan Ibu Kota Negara diantaranya pemindahan ASN, TNI dan Polri secara bertahap.
Berdasarkan pantauan team Lombok Insider postingan Instagram @faktanyagoogle yang memposting informasi tentang “Jakarta tidak lagi jadi Ibu Kota Indonesia mulai 2024” mendapat 14.996 suka per 7 Februari 2023 pukul 15:10 WITA.
Baca Juga: Fakta gempa maut Turki yang dahsyat : Korban terus bertambah hingga tembus 4 ribuan orang tewas
Postingan tersebut menjelaskan pernyataan Kepala Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Bambang Susanto terkait pemindahan Ibu Kota akan dilakukan segera step by step.
“Lalu disusul oleh layanan publik lain yang juga harus siap beroperasi pada 2024 di IKN. Oleh sebab itu, Badan Otorita harus mempersiapkannya mulai tahun 2023, ungkap Bambang Kepala IKN.
Apabila dilihat dari perspektif sosiologis terkait pemidahan Ibu Kota, sebetulnya dalam kurun waktu lima atau sepuluh tahun, kelas menengah dan atas yang tinggal di Jakarata tetap mempertimbangkan kenyamanan dan kemudahan investasi memilih Jakarta.
Baca Juga: Bikin merinding, cuaca buruk menghambat aksi penyelamatan korban gempa di Turki dan Suriah
Selain itu, “Jakarta tetap memiliki daya tarik yang kuat sebagai kota utama karena adanya faktor Diversity, Density, Design, dan Transit dengan penduduk kota lebih dari 12 juta jiwa,” kata Dr. Yayat Supriatna, MSP, selaku Pengamat Tata Kota.
Sontak postingan tersebut mendapat komentar dari netizen.
“Semoga ada perubahan, Indonesia jadi lebih baik. Soalnya sayang uang yg udah digelontorkan buat bangun ibukota baru kalo masih sama aja,” tulis akun @sinta.wulandari95 dalam postingan Instagram @faktanyagoogle.
Artikel Terkait
Sambut MotoGP Indonesia di Mandalika Lombok, 20 Pembalap Akan Ramaikan Parade Ibu Kota Jakarta
Ibu Kota Negara Baru ‘Dibangun Paksa’ Oleh Jokowi Untuk Siapa?
Europa Conference League: AS Roma 1-0 Feyenoord, Serigala Ibu Kota keluar sebagai juara
Australia batalkan pengakuan Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel
Sambut pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan, Pemkab Penajam Paser Utara terus tingkatkan potensi wisata