Hal ini, jelasnya, untuk program-progam stunting yang dilakukan oleh Pemerintah melalui Puskesmas, Posyandu atau lembaga lain.
“Sebetulnya cari gampangnya saja. Ada anggaran ya kan, cari gampangnya yang prosedurnya paling gampang ya lelang. Lelang paling mudah ya apa?" jelasnya.
Baca Juga: Tekan angka stunting di Kota Mataram, hindari pernikahan anak usia dini
“Ya biskuit, tapi enggak kena itu. Ini yang dibutuhkan protein kok kasihnya biskuit, apalagi dikasih kopi susu sachet,” sambung Jokowi.
Untuk itu, dia mangatakan agar semua Posyandu dapat memberikan ikan dan telur kepada anak-anak, bukan hanya biskuit.
“Sudah, sudah. Tapi memang belum semuanya. Ini yang terus kita gencarkan, agar segera beralih ke sana,” ujarnya.
Baca Juga: Stunting di NTB, Wagub Ummi Rohmi Harap Program SNGI Menyasar Daerah Barometer
Lebih jauh, Presiden mengatakan masalah stunting itu juga masalah mengenai bagaimana masyarakat menyiapkan pra-hamil dan saat hamil.
“Sehingga yang namanya pernikahan itu harus dilihat bahwa mereka yang mau menikah itu betul-betul siap, siap lahir dan batin,” jelasnya.
Presiden mengatakan jangan sampai mau nikah ada anemia atau kurang darah, sehingga pada waktu hamil, anak yang lahir menjadi stunting.
“Penyelesaian setelah lahir itu lebih sulit. Akan lebih mudah diselesaikan, pada saat anak masih di dalam kandungan,” paparnya.***
Artikel Terkait
Inilah Upaya Pemerintah Capai Target Prevalensi Stunting 14% di Tahun 2024
Jawa Barat berhasil menggerakkan lima pilar dan delapan aksi strategis percepatan penurunan stunting
Bobby Nasution jadikan daun bangun-bangun untuk bikin sehat ASI bumil dan cegah stunting
Presiden Jokowi, Gibran dan Bobby tak tinggal diam mendengar Kaesang terjun ke politik: Bisa menggantikan...
Presiden Jokowi herankan kejadian viral bayi minum kopi susu sachet, Kader Posyandu dan BKKBN kalah cepat