LOMBOK INSIDER - Niat hati untuk mencari nafkah keluarga, tapi malah siksa yang tiada tara.
Kata-kata mutiara itu mungkin bisa menggambarkan hati para korban kapal tenggalam TKI ilegal di Batam beberapa waktu yang lalu. Uang mereka sudah melayang, kapal pun tenggelam ditengah laut, bahkan nyawa pun terbang melayang.
Karena ingin segera mendapatkan pekerjaan, mereka nekat menempuh jalur ilegal. Tapi apa yang terjadi, selama perjalanan, mereka mendapat perlakuan yang tidak Manusiawi.
Adalah Denin (21), warga asal Tumpak, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Dia adalah salah satu korban kapal tenggelam di perairan Nongsa bersama puluhan rekan-rekan lainnya. Dan Denin mengungkap kisah pilu selama perjalanan mereka menuju Malaysia.
"Saya dan rekan-rekan diperlakukan idak Manusiawi," ungkap Denin.
Lebih lanjut Denin menceritakan kronologis keberangkat mereka ke Malaysia hari itu.
kapal yang mereka tumpangi seharusnya hanya bermuatan 15 orang, namun diisi lebih dari 30 penumpang.
“Kami disuruh cepat masuk ke dalam kapal, disuruh merunduk, membungkuk, tidak ada jarak di antara kami, semua saling berdesak-desakan dalam kapal,” ujar Denin saat ditemui wartawan di Selter BP2MI Kepri.
Selain perlakuan tak layak di dalam kapal, rombongan PMI asal Lombok pun dibuat seperti sekelompok pelaku kejahatan.
“Seperti tersangka kejahatan gitu,” kata Denin menceritakan pengalamannya sebelum kapal yang ditumpangi 30 PMI terbalik di perairan Pulau Putri, Nongsa, Batam, Jumat (16/6/2022) malam.
Denin pun banyak melihat hal yang aneh dari keberangkatan hari itu. Pertama, setiap mereka dijanjikan akan bekerja di Malaysia dan mendapat upah, mereka diminta untuk membayar uang. " Katanya untuk biaya transportasi dan pengurusan sampai ke Malaysia," tambah Danin.
Lantas mereka berangkat dari Lombok ke Batam. Sampai di Batam, para TKI ilegal ini tidak diberi kontak yang bisa kami hubungi di Batam, dengan alasan sudah ada yang jemput di bandara Batam.
“Kami berangkat dari Lombok siang, transit di Jakarta baru lanjut ke Batam. Sampai di Batam, kan malam. Ada yang jemput, jadi langsung masuk ke mobil dan dibawa ke penampungan. Penampungan ini kami gak tahu di mana, sebab kami sampai malam, gelap,” begitu penjelasan petugas ilegal ke Denin dkk.
Ditambahkan Denin, mereka diinapkan dua hari di penampungan, tak boleh keluar rumah sampai menunggu PMI lainnya.
Jumat (16/6/2022) malam sekira 19.30 WIB para TKI ilegal ini diangkut pakai mobil pribadi langsung dibawa ke tepi laut.
Artikel Terkait
Celine Evangelista pisah dengan Stefan William gara-gara urusan ranjang?
Sedih, Surat perpisahan Ridwan Kamil untuk Eril
Balita 2 tahun disiram air keras oleh ayah kandung
Bikin mewek, surat Arkana untuk Aa Eril
Detik-detik tertembaknya putra Buya Arrazy Hasyim
Celine dan Marshel rencanakan malam pertama
Jemput Ronaldinho pakai Roll Royce, Raffi Ahmad minta Rudy Salim jadi sopirnya
Belajar dari moto hidup Eril, "your greatest enemy is yourself"