Dia menyapa setiap orang yang dia temui sepanjang jalan, baik guru, siswa atapun satpam. Dia sangat sangat ramah dan humble. Selalu tersenyum dan membungkuk kepada siapa saja yang dia temui. Dan dia tidak pernah membeda-bedakan teman. Sama siapapun dia bergaul dan selalu tersenyum ketika menyapa.
Hebatnya lagi, wlo pun Eril udah tamat SMA, dia tetap rutin berkunjung ke sma 3 bandung, sekedar menyapa guru-guru atau pun membuat kegiatan bersana alumni. Dan sikapnya pun tetap sama, ramah dan humble, padahal ayahnya semakin sukses dan berhasil menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat saat ini.
"Pokoknya Eril tu terkenal sangat humble dalam bergaul dengan siapa saja. Setiap ketemu sama orang dia selalu senyum, selalu menyapa siapa saja yang dia temui di sekolah. Pdhal dia tu anak pejabat tapi tetap rendah hati," puji Sucipto.
Begitu banyak cerita tantang kebaikan hati seorang Eril. Satu persatu muncul kepermukaan justru setelah Eril wafat. Begitu pun orang-orang yang mengenalnya ketika dia tengah menimba ilmu di bangku SMA. Semua guru dan teman-teman sekolahnya mulai mengungkapkan kebanggaan mereka terhadap sosok Eril.
Tak terkecuali seorang satpam yang bekerja di sma 3 bandung. Dia sangat terharu ketika Eril mendatanginya untuk memberikan sebuah sebuah sepatu yang dibeli Eril di luar negeri. Terharu karena ketika tengah jalan-jalan ke Spanyol, Eril masih sempat mengingat seorang satpam yang ada di sekolahnya.
Sepatu itu sengaja diberikan Eril sebagai wujud terima kasihnya kepada satpam sekolah tempat dia menitipkan sepeda setiap harinya. ***
Artikel Terkait
Ternyata kisah Eril sangat mirip dengan kisah Ali Zainal Abidin cicit Rasulullah Saw, begini persamaannya
Atalia ucapkan terima kasih atas doa dan kasih sayang semua pihak untuk Eril
Atalia Praratya: Akang Teteh, mohon terus doakan Aa Eril yaa…
Lantunkan azan merdu saat pemakaman Eril, Ustadz Muzammil: Sejatinya pemuda istimewa itu tidak meninggal
Benarkah almarhum Eril keturunan Walisongo? Begini penjelasan ulama