Kapan puasa Ramadhan 2023, apakah Muhammadiyah dan Pemerintah sama?

- Minggu, 19 Maret 2023 | 09:57 WIB
Kapan puasa Ramadhan 2023 dimulai, apakah Muhammadiyah dan Pemerintah sama. (Pixabay .com)
Kapan puasa Ramadhan 2023 dimulai, apakah Muhammadiyah dan Pemerintah sama. (Pixabay .com)

LOMBOK INSIDER - puasa Ramadhan sudah semakin dekat, ummat Islam menyambutnya dengan gembira, lalu kapan kita mulai puasa?

Ramadhan adalah bulan yang mulia dimana amal ibadah ummat Islam dilipatgandakan pahalanya. Lalu kapan ummat Islam di Indonesia akan mulai melaksanakan puasa?

Seperti diketahui, saat menjelang puasa, Muhammadiyah sebagai salah satu ormas terbesar di Indonesia selalu dinantikan keputusan penetapan awal Ramadhan.

Baca Juga: Lowongan kerja PT Kapal Api Global maret 2023, ada 3 posisi jabatan yang tersedia. Cek persyaratnya di sini!

Dilansir Lombok Insider dari laman Muhammadiyah.or.id, pada Ahad 19 Maret 2023, Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadhan jauh hari yang lalu.

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada, Senin (6/2) resmi menetapkan 1 Ramadan 1444 H pada Kamis, 23 Maret 2023 dan 1 Syawal 1444 H pada Jumat.

Hal ini disampaikan langsung oleh Sekretaris PP Muhammadiyah, Muhammad Sayuti pada “Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, Zulhijjah 1444 H” di kantor PP Muhammadiyah.

Baca Juga: Pengen kerja di luar negeri? Ini dia tempat terbaik untuk bekerja di Uni Emirat Arab tahun 2023

Penetapan 1 Ramadan, kata Syamsul Anwar memiliki potensi sama dengan Pemerintah, tetapi awal Syawal dan Zulhijjah ada potensi berbeda.

Karena Muhammadiyah memakai hisab hakiki wujudl hilal, sementara Pemerintah berpedoman pada kriteria MABIMS.

“Potensi perbedaan ada pada awal Syawal dan Zulhijah hal ini karena menurut kriteria MABIMS bulan bisa dilihat pada tinggi bulan sekurang-kurangnya 3 derajat dan elongasinya 6,4 derajat,” jelasnya.

Baca Juga: Darurat! Marak kasus kriminal anak dan pelajar di Indonesia, Fahira Idris: Ini persoalan serius

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan supaya jika terjadi perbedaan jangan dijadikan sebagai sumber perpecahan, karena umat Islam di Indonesia memiliki pengalaman dalam perbedaan.

“Jangan juga dijadikan sumber yang membuat kita Umat Islam dan warga bangsa lalu retak, karena ini menyangkut ijtihad yang menjadi bagian denyut nad perjuangan perjalanan sejarah Umat Islam yang satu sama lain saling paham, menghormati dan saling menghargai.” lanjutnya.

Halaman:

Editor: Agus Apriyanto LI

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X