Meugang adalah tradisi masyarakt Aceh yang telah dirayakan sejak tahta Sultan Iskandar Muda yaitu menyembelih hewan kurban berupa kambing dan kerbau yang dagingnya dibagikan kepada para yatim, keluarga dan masyarakat menjelang Ramadan.
Hingga kini tradisi Meugang diadakan tiga kali dalam setahun, yakni menjelang Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha, tradisi ini bagi masyarakat Aceh juga sebagai bentuk memperat silaturahmi dengan saling berbagi dan bentuk rasa syukur menjelang hari besar.
- Balimau di Sumatera Barat

Balimau adalah tradisi masyarakat Minangkabau yang mandi di air yang mengalir seperti di sungai dan aliran mata air dengan limau atau jeruk nipis yang sudah diiris tipis, bunga mawar, bunga melati, bunga rampai merah, akar-akaran wangi, dan daun pandan yang diiris tipis. Semua bahan-bahan alami ini dimasukkan ke air hangat bersamaan, kemudian dibalurkan ke tubuh mulai dari kepala.
Jeruk ini dipilih karena mampu melarutkan minyak atau keringat di badan. Sementara akar-akaran, bunga, dan daun pandan berfungsi mengangkat sel kulit mati yang menempel di kulit dan membuat tubuh wangi.
Meski sekarang masyarakat sudah mengenal sabun mandi namun tradisi ini masih dilakukan hingga kini karena sudah menjadi warisan budaya.
- Nyorog bagi maysyarakat Betawi

Bagi maysarakat Betawi Nyorog adalah tradisi membagikan paket makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua seperti ayah, ibu, paman, atau kakek nenek yang biasanya dimasukkan ke dalam wadah seperti rantang atau kotak makanan.
Dulu, paket diisi dengan sayuran dan ikan yang dimasak lalu dimasukkan ke dalam rantang, tetapi sekarang tidak hanya rantang, orang juga berbagi paket biskuit, kopi instan, gula, sirup, teh, dan lain-lain.
tradisi Nyorog dilakukan menjelang Ramadan sebagai pengingat menjalin silataruhim antara sesama keluarga dan masyarakat agar mempererat ikatan yang sudah terjalin dan menyambungkan ikatan yang terputus.
- Megibung di Bali

Umat Islam di Bali menyambut bulan suci Ramadan dengan Megibung. “Megibung” berasal dari kata gibung yang berarti berbagi, duduk melingkar dan makan bersama dengan nasi dan piring di atas nampan.
Ritual ini diadakan di Kampung Islam Kepaon, Karangasem, Bali Timur pada tanggal 10, 20, dan 30 Ramadan. Ritual ini diperkenalkan oleh Raja Karangasem, I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem pada abad ke-17.
Artikel Terkait
Mengenal lebih dekat 9 kuliner khas Ramadan yang wajib dicoba!
Ini aturan masjid putra Mahkota Saudi MBS selama Ramadan yang menimbulkan pro kontra
Tentukan awal Ramadan, Kemenag gelar sidang Isbat pada 22 Maret 2023
Sambut Ramadan, Inggris cetak emas batangan bergambar Ka'bah
Polisi larang petasan dan konvoi selama Ramadan, Begini penjelasannya!