LOMBOK INSIDER - Uni Eropa menyatakan Rusia sebagai 'negara sponsor terorisme' imbas dari kekejaman yang dilakukannya terhadap Ukraina.
Invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina belakangan memang menimbulkan sejumlah dampak yang cukup signifikan, termasuk naiknya harga minyak di negara-negara Uni Eropa.
Kekejaman Rusia terhadap Ukraina berupa peluncuran rudal ataupun nuklir yang disebut menghancurkan sejumlah infrastruktur sipil Ukraina yang dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional dan melucuti nilai kemanusiaan.
Baca Juga: Kemenperin: Penerapan industri hijau tingkatkan daya saing industri nasional yang berkelanjutan
Langkah Uni Eropa pada hari Rabu 24 November 2022, disambut baik oleh para pejabat Ukraina, yang sebelumnya telah mendorong negara-negara Uni Eropa dan NATO untuk melabeli Rusia sebagai negara pendukung teroris.
“Rusia adalah negara teroris yang dikonfirmasi oleh Uni Eropa. Rusia memiliki sejarah tindakan teror terhadap negara-negara berdaulat, dukungan untuk rezim dan organisasi teroris termasuk Wagner, perang teror di Ukraina,” cuit Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba sekaligus ungkapan terima kasih atas langkah yang diambil Uni Eropa.
Namun, label 'negara pendukung terorisme' terhadal Rusia dari Uni Eropa tidak mampu mengikat secara hukum.
Baca Juga: 3 tahun menikah, rumah tangga Muzdalifah diambang kehancuran: Kompak saling tak mengikuti
Lantaran Uni Eropa tidak memiliki daftar negara yang merupakan sponsor terorisme dan tidak ada mekanisme yang jelas akan label tersebut.
Kemungkinan besar, Rusia tidak akan terkena dampak hukum atas apa yang sudah dilakukan Uni Eropa.
Sebab Uni Eropa memiliki pengaruh yang terbatas dalam pengambilan keputusan kebijakan luar negeri, yang berada di bawah lingkup 27 negara anggotanya.
Baca Juga: Rela dipejara demi Nia Ramadhani, Ardi Bakrie beri alasan mengejutkan ini
Dikutip dari Aljazeera, Sajjan M Gohel seorang pakar kontraterorisme dan dosen tamu di London School of Economics (LSE), mengatakan bahwa deklarasi yang dilakukan Unie Eropa hanya bersifat simbolis semata.
"Sebagian besar merupakan dakwaan simbolis atas tindakan Rusia di Ukraina,” jelasnya.
Artikel Terkait
Ternyata Hesti Purwadinata dan Andika Pratama sering bermesraan dalam ruangan: Kaluar-keluar rambut berantakan
Nathalie Holscher dituduh warganet anaknya hasil hubungan gelap, ini story kronologinya
Rumah Keluarga Lesti Kejora di Cianjur terdampak gempa, Lesti galang dana selama 5 hari terkumpul 400 juta
Ternyata hal ini yang dilakukan Hesti Purwadinata dan Andhika Pratama dalam UKS: Rambut berantakan jadi saksi
Polri gelar salat Jumat dan salat gaib berjamaah di lokasi gempa Cianjur