Mengerikan, begini cara komunitas Somalia di London menghadapi krisis biaya hidup yang semakin mencekik

- Kamis, 24 November 2022 | 13:43 WIB
Banyak di antara diaspora Somalia Inggris takut akan dampak tagihan tinggi dan kenaikan biaya karena upah gagal mengimbangi inflasi
Banyak di antara diaspora Somalia Inggris takut akan dampak tagihan tinggi dan kenaikan biaya karena upah gagal mengimbangi inflasi

Panduan literasi keuangan juga ditawarkan untuk membantu orang menghadapi kenaikan biaya.

Dana sebesar 5.300 pound (USD 6.281) diberikan kepada pusat Fadhiya pada bulan Agustus untuk dibagikan kepada para anggota yang perlu membeli makanan atau bahan bakar.

 

Meski begitu, ini akan menjadi tahun yang sangat berat ke depan karena tidak ada satu pun dari langkah-langkah ini yang cukup, katanya.

Selama pandemi COVID-19, Fadhiya berkata, “Kami akan mendapatkan makanan dari Proyek Felix [yang menyediakan makanan bagi mereka yang membutuhkan] dua kali sebulan dan menempatkannya di toko tempat kami nongkrong. Dari sana, kami akan mengambil makanan kami, dan seperti itulah COVID-19 bagi kami sampai pusat komunitas dibuka, dan makanan dipindahkan ke sana.”

-
Kebun pangan komunitas menghadirkan rasa damai dan kemungkinan di pusatnya [Rachel Man/Al Jazeera]

Hassan mengenang pandemi itu dengan rasa ngeri.

“Bulan pertama pandemi hanyalah kepanikan belaka,” katanya. 

“Yang mengejutkan kami adalah kematian yang terjadi dengan sangat cepat dan tiba-tiba. Pada gelombang pertama itu, kami sudah melihat empat atau lima orang yang meninggal. Hal pertama yang kami pikirkan adalah makanan; ayo keluarkan makanan. Jadi kami segera mulai mengirimkan dengan gratis dan adil ke semua rumah setiap hari.”

-
Anggota belajar keterampilan yang berguna seperti menjahit di hub Hackney [Rachel Man/ Al Jazeera]

Tetapi karena COVID-19 menyebar dengan cepat, pola yang mengkhawatirkan muncul.

Kelompok etnis kulit hitam dan Asia ditemukan 10 hingga 50 persen lebih mungkin meninggal akibat COVID-19, daripada kelompok etnis kulit putih.

 

“Sebagian masyarakat ada yang kena COVID-19, tapi Alhamdulillah sudah sembuh, tapi saya tahu banyak yang meninggal karena COVID-19. Tetangga saya dan salah satu teman saya yang merupakan bagian dari pusat komunitas dan tinggal di Hackney meninggal karena penyakit tersebut karena COVID-19 ada di mana-mana.” kata Fadhiya.

Fadhiya sekarang ikut mengelola pusat komunitas dengan Sirat, seorang wanita berusia 60-an dan bekerja di perusahaan pembersih kantor yang sama.

Meskipun krisis biaya hidup membayangi, tapi pusat komunitas itu terus membawa kegembiraan.

“Kami rindu berada di sana saat libur,” kata Fadhiya sambil tertawa.

 

***

Halaman:

Editor: Donald Kurniawan Silalahi

Sumber: Al Jazeera

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X