Dia mengatakan para ilmuwan Afrika Selatan saat itu telah mengetahui varian tersebut, yang saat itu hanya dikenal sebagai B.1.1.529, yang mereka umumkan pada 25 November.
Baca Juga: HUT KORPRI, ASN di NTB Terima Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya
Berita itu memicu kepanikan larangan bepergian di Afrika Selatan ketika negara-negara berlomba untuk menahan penyebarannya. Tindakan tersebut dianggap pemerintah Afrika Selatan "tergesa-gesa" dan tidak adil.
Menurut penasihat Covid-19 untuk pemerintah Afrika Selatan tersebut, gejala yang terkait dengan varian virus corona Omicron sejauh ini "cukup ringan".
Sementara Afrika Selatan, yang pertama kali mengidentifikasi varian baru, saat ini memiliki 3.220 orang dengan infeksi virus corona secara keseluruhan, tidak ada peningkatan nyata dalam rawat inap, Barry Schoub, ketua Komite Penasihat Menteri untuk Vaksin, mengatakan kepada Sky News pada hari Minggu.
“Kasus yang terjadi sejauh ini semuanya kasus ringan, kasus ringan hingga sedang dan itu pertanda baik,” kata Schoub, seraya menambahkan bahwa ini masih awal dan belum ada yang pasti.
Baca Juga: IDI Sumut: Dokter Penabrak Aturan Segera Bertaubat
Banyaknya mutasi yang ditemukan pada varian Omicron tampaknya membuat virus tidak stabil, yang mungkin membuatnya kurang “cocok” dibandingkan strain Delta yang dominan, kata Schoub.
“Di satu sisi, mudah-mudahan itu tidak menggantikan Delta karena Delta yang kami tahu merespons vaksin dengan sangat baik,” katanya.
Dugaan kasus Omicron Covid-19 ringan, kata dokter terkemuka Afrika Selatan
Artikel Terkait
NTB Masuk Dalam Provinsi Terbaik Pengendalian Covid-19
Dokter Muslim Pahlawan Covid Inggris Meninggal Dunia, Ini yang Dibisikkan ke Telinga Isterinya Sebelum Ajal
Rotterdam Belanda Diguncang Kerusuhan Tolak Pembatasan Sosial Covid-19, Orang Indonesia Keren, Lebih Patuh
Vaksin Covid19 Moderna untuk Varian Omicron Bakal Siap Awal 2022
Virus Omicron Merebak, Satgas Penanganan Covid19 Keluarkan Perubahan Protokol Perjalanan Internasional