LOMBOK INSIDER - Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah tengah memonitor pergerakan harga minyak dunia.
Menurut Airlangga Hartarto, harga minyak dunia yang terus turun, menjadi pertimbangan pemerintah untuk menyesuaikan harga BBM bersubsidi
"Harga minyak kita kan masih di bawah harga subsidi, jadi tentu akan dimonitor keberlangsungan daripada penurunan harga minyak," kata Menko Airlangga Hartarto.
Baca Juga: Hari ini harga emas Antam turun Rp2.000 ke level Rp1.027.000 per gram
Harga minyak dunia turun ke bawah level US$100 per barrel. Penurunan salah satunya dipicu kekhawatiran pasar atas melambatnya pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara yang bisa berdampak pada permintaan minyak.
Direktur Eksekutif Reforminer Komaidi Notonegoro mengatakan ada dua variabel utama BBM bersubsidi, yaitu harga minyak dan nilai tukar rupiah.
Kemudian pergerakan harga minyak dunia dan pandangan pemerintah untuk menyesuaikan harga BBM bersubsidi adalah hal yang wajar, namun tentu ada regulasinya.
Baca Juga: Rayakan ulang tahun ke 75, lihat mobil pertama Porsche yang dihidupkan kembali
“Iya saya kira itu satu hal yang biasa ya, di regulasinya sudah ada ya, jadi tinggal dilihat kira-kira pergerakan harga di beberapa waktu terakhir seperti apa kalau didalam regulasi yang ada kan dari tanggal 24 Januari misalnya sampai ke 25 Februari itu untuk menentukan harga di Maret, nah tentu kalau yang sekarang berarti dihitung mundur dari tahun 2022 semestinya,” kata Komaidi ketika dihubungi hari ini (31/1).
Harga BBM bersubsidi pertalite kata Komaidi, dengan kualitas yang sama oleh Badan Penyalur BBM lain, harganya dibawah.
“Tetapi intinya kalau dengan harga BBM yang turun kira-kira dikisaran berapa begitu ya, mestinya tidak jauh-jauh dari harga yang dijual di pesaing, kan sekarang juga sudah ada tuh yang ron 90 yang pelaku lain ya, jadi tinggal dilihat kalau mereka jual dua belas ribu sementara kira jualnya sepuluh ribu berarti kan memang belum turun, maksudnya dalam artian masih ada ruang subsidi sebesar dua ribu yang dikeluarkan oleh pemerintah begitu,” jelas Komaidi.
Baca Juga: Konsumsi domestik terjaga, Menko Airlangga Hartarto: Ekonomi Indonesia tumbuh 5,3 persen
Sementara itu, Pemerintah memutuskan mempertahankan pemberian subsidi energi di tengah krisis energi global pada 2023 untuk menjaga daya beli masyarakat dan daya saing industri dalam upaya pemulihan ekonomi.
Pada 2023, pemerintah telah menetapkan target subsidi energi sebesar Rp209,9 triliun dengan rincian Rp139,4 triliun untuk bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji (LPG), serta Rp70,5 triliun untuk subsidi listrik.
Artikel Terkait
Airlangga Hartarto: Cipta Kerja dongkrak investasi dan juga transformasi perekonomian
Airlangga Hartarto: Indonesia menuju kemandirian energi, kurangi ketergantungan impor BBM
Menko Airlangga: NLE tingkatkan efisiensi biaya logistik, dongkrak investasi dan daya saing
Tergerus resesi global, Airlangga Hartarto: Ekonomi Indonesia tetap moncer
Konsumsi domestik terjaga, Menko Airlangga Hartarto: Ekonomi Indonesia tumbuh 5,3 persen