LOMBOK INSIDER - Ketika kita berbicara tentang investasi saham di pasar modal, tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah indeks saham.
Bagi investor pemula, mungkin sebagian bertanya-tanya, apa itu indeks saham dan kegunaannya.
Salah satu indeks saham yang cukup dikenal oleh kalangan investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Baca Juga: Ada berkah luar biasa di balik bencana global bagi Universitas Pertamina
IHSG sendiri merupakan ukuran statistik yang menghitung pergerakan harga atas seluruh saham yang tercatat dan diperjualbelikan di BEI.
Artinya, jika level IHSG mengalami penurunan dari posisi sebelumnya, berarti rata-rata harga saham yang tercatat di BEI pun mengalami penurunan.
Sebaliknya, jika IHSG mengalami kenaikan, berarti rata-rata harga saham juga mengalami kenaikan.
Baca Juga: Minyak jelantah harumkan nama Muhammad Athallah Naufal dan Universitas Pertamina di Amerika Serikat
Oleh karena itu, IHSG sering dijadikan acuan dalam menilai apakah pasar saham domestik berada pada kondisi yang baik atau buruk.
Indeks saham dapat digunakan untuk mengukur kinerja pasar modal dan produk investasi.
Terdapat sejumlah manfaat bagi investor ketika mengamati pergerakan harga saham.
Baca Juga: Universitas ini jadi trending di Twitter, netizen mendadak ingin kuliah dan jadi alumni
Salah satunya ialah untuk mengetahui gambaran pergerakan harga saham secara keseluruhan sebagai acuan kinerja portofolio saham yang dimiliki.
Selain IHSG, terdapat indeks-indeks lainnya yang bertujuan untuk menghitung pergerakan harga saham sesuai kriteria atau kelompok saham yang dibuat sesuai kebutuhan para investor.
Baca Juga: Pengelolaan Bandara Kualanamu diserahterimakan, ini tanggapan Menteri BUMN Erick Thohir
Indeks saham sektoral misalnya yang dibuat untuk mengukur pergerakan harga saham di setiap sektor.
Hingga saat ini, tercatat sebanyak 11 indeks sektoral di BEI.
Indeks sektoral dapat digunakan untuk menjadi acuan portofolio aktif.
Baca Juga: 95% kargo dari Pelabuhan Belawan singgah di Singapura atau Malaysia, RI nombok
Arena penilaian kinerja portofolio saham tentu memerlukan acuan sebagai pembanding.
Contohnya, jika seorang investor ingin enginvestasikan saham pada sektor keuangan, maka indeks yang lebih tepat digunakan adalah indeks sektor keuangan, bukan IHSG.
Jika investor lain ingin berinvestasi pada saham-saham di sektor infrastruktur, maka indeks sektor infrastruktur yang bisa dijadikan acuan.
Baca Juga: Dekat dengan Pulau Jawa, ET ingin jadikan provinsi ini sebagai pusat ekonomi baru di Indonesia
Selain itu ada indeks-indeks saham khusus seperti Indeks LQ45. Indeks LQ45 adalah indeks pasar saham yang terdiri dari 45 saham-saham.
Nah, 45 saham itu memiliki likuiditas tertinggi atau yang paling aktif diperdagangkan dan memiliki kapitalisasi saham terbesar di BEI atau yang dikenal dengan saham-saham blue chip.
Baca Juga: Berkat Abipraya, kota Medan bakal punya kawasan wisata heritage yang mantap, yakni kota lama Kesawan
Jika investor ingin berinvestasi saham secara syariah, investor dapat melirik saham-saham yang termasuk di dalam daftar indeks saham syariah.
Seperti Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) atau Jakarta Islamic Index (JII).
Hingga saat ini, sudah ada 40 indeks saham di BEI selain IHSG dan LQ45.
Artikel Terkait
Video CCTV diduga Marissya Icha disebar kakak kandung: Gak nyangka, ternyata...
10 fakta Denise Chariesta yang mengaku jadi selingkuhan RD suami Ayu Dewi, selalu ngamar di Hotel Bintang Lima
Polrestabes Medan musnahkan 84 kg ganja dengan 9 tersangka
Inilah 8 pria yang dikabarkan pernah menjalin asmara dengan Luna Maya, gak nyangka nomor 5 tukang siomay