LOMBOK INSIDER - Selama hari kedua berturut-turut harga minyak ditutup melemah di pasar spot.
Harga minyak mentah tertekan oleh kenaikan tak terduga dalam persediaan minyak mentah dan bahan bakar Amerika Serikat (AS).
Di saat yang sama, investor juga melakukan aksi ambil untung setelah harga minyak acuan menyentuh level tertinggi dalam tujuh tahun di awal pekan.
Pada perdagangan Jumat (21/1), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2022 ditutup turun 0,6% ke US$ 87,89 per barel.
Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Maret 2022 juga ditutup melemah 0,5% ke US$ 85,14 per barel.
Awal pekan ini, baik Brent dan WTI naik ke level tertinggi sejak Oktober 2014.
Kedua harga minyak acuan ini menguat untuk minggu kelima berturut-turut, setelah naik sekitar 2% pada pekan ini.
Bahkan, harga minyak acuan naik lebih dari 10% sepanjang tahun ini, di tengah kekhawatiran atas pengetatan pasokan.
"Namun koreksi terbaru kemungkinan besar disebabkan oleh kombinasi aksi ambil untung sebelum akhir pekan dan tidak adanya katalis bullish baru," kata analis PVM Stephen Brennock.
Artikel Terkait
Harga Minyak Mentah Brent Naik 42 sen
Nyaris Seribu Kasus Omicron, Vaksinasi dan Penerapan Prokes Perlu Dioptimalkan
Harga Minyak Mentah Ditutup Melonjak ke Level Tertinggi
Harga Minyak Mentah Tergelincir dari Level Tertinggi
Harga Minyak Mentah Ditutup Melemah Tipis